Minggu, 15 Mei 2011

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR MINGGU III


3.1  JUDUL
Identifikasi Batuan Sedimen

3.2  TUJUAN
     Tujuan yang ingin dicapai dari acara identifikasi batuan sedimen adalah sebagai berikut:
a.       Praktikan mampu mengidentifikasi batuan sedimen
b.      Praktikan mampu menjelaskan jenis-jenis batuan sedimen

3.3 ALAT DAN BAHAN
Alat  yang digunakan dalam praktikum identifikasi batuan sedimen dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Alat dan  kegunaannya dalam praktikum identifikasi batuan sedimen.
No
Nama Alat
Kegunaan
1.
Lubang Preparat
Untuk  melihat warna batuan
 2.
Kamera
Untuk memotret batuan
3.
Rocks and Minerals
Referensi klasifikasi batuan beku
4.
Tabel hasil pengamatan
Untuk menulis hasil pengamatan.

Bahan  yang digunakan dalam praktikum identifikasi batuan sedimen dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Bahan dan  kegunaannya dalam praktikum identifikasi batuan sedimen.
No
Nama Bahan
Kegunaan
1.
Batu Pasir
Sebagai bahan pengamatan
2.
Batu Gamping
Sebagai bahan pengamatan
3.
Batu Gamping
Sebagai bahan pengamatan
4.
Batu Gamping
Sebagai bahan pengamatan
5.
Batu Bara
Sebagai bahan pengamatan

3.4 PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum identifikasi batuan sedimen adalah sebagai berikut:
1)      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2)      Melakukan identifikasi batuan beku secara megaskopis/ kasat mata berdasarkan sifat-sifat fisinya:
·         Warna
·         Tekstur
·         Struktur
·         Komposisi mineral pembentuk batuan
3)      Menentukan nama batuannya
4)      Mengisi data pada lembar pengamatan



















3.5 LANDASAN TEORI
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu warna, Tekstur, Struktur dan Komposisi mineral pembentuk batuan. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari batuan. Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitaan dengan ukuran, bentuk dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (ganesa) yang terjadi Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan sedimen lebih bergantung pada hubungan antar butir yang mengontrol dari teksturnya pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut. ang telah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi dan mengalami pembatuan. Mineral-mineral yang terdapat pada batuan sedimen, antara lain : kwarsa, mika karbonat, mineral lempung (Firdaus, 2011).
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari sedimen, batuan beku metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian terlithifikasi.
Ada dua tipe sedimen yaitu: detritus dan kimiawi. Detritus terdiri dari partikel-partikel  padat hasil dari pelapukan mekanis. Sedimen kimiawi terdiri dari mineral sebagai hasil kristalisasi larutan dengan proses inorganik atau aktivitas organisme. Partikel sedimen diklasifikasikan menurut ukuran butir, gravel (termasuk bolder, cobble dan pebble), pasir, lanau, dan lempung. Transportasi dari sedimen menyebabkan pembundaran dengan cara abrasi dan pemilahan (sorting). Nilai kebundaran dan sorting sangat tergantung pada ukuran butir, jarak transportasi dan proses pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen menjadi batuan sedimen terjadi melalui kompaksi  dan sedimentasi (http://kuningtelorasin.wordpress.com/batuan-macam-dan-pembentukanny
a).

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Hutton (1875) menyatakan Sedimentary rocks are rocks which are formed by the “turning to stone” of sediments and that sediments, in turn, are formed by the breakdown of yet-older rocks. O’Dunn & Sill (1986) menyebutkan sedimentary rocks are formed by the consolidation of sediment : loose materials delivered to depositional sites by water, wind, glaciers, and landslides. They may also be created by the precipitation of CaCO3, silica, salts, and other materials from solution (Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain). Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis. (Moss,1977).
    Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Diantaranya adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi mineral, serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butir menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir berhubungan erat dengan dinamika transportasi dan deposisi (http://rageagainst.multiply.com/journal/item/33).



3.6   DATA/HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan dari acara III tentang identifikasi batuan Sedimen adalah sebagai berikut :
§  Nomor                                                 : 1
§  Nomor peraga                                     :1
§  Warna                                                  : Putih
§  Tekstur                                                : Klastik
§  Struktur                                               : Silang siur
§  Komposisi mineral                              : Lempung
§  Ukuran butiran                                    : >256
§  Sortasi                                                 : Sedang
§  Nama batuan                                       : Batu pasir





§  Nomor                                                 : 2                               
§  Nomor peraga                                     : 2
§  Warna                                                  : Putih Jernih              
§  Tekstur                                                : Non- klasik                                     
§  Struktur                                               : Berdegradasi                                   
§  Komposisi mineral                              : Kwarsa
§  Ukuran butiran                                    : 1-5 mm (sedang)
§  Sortasi                                                 : Baik             
§  Nama batuan                                       : Batu gamping








§  Nomor                                                 : 3                               
§  Nomor peraga                                     : 3.1
§  Warna                                                  : Putih                           
§  Tekstur                                                : Klastik                                            
§  Struktur                                               : Silang siur                           
§  Komposisi mineral                              : Mika
§  Ukuran butiran                                    : Kasar
§  Sortasi                                                 : Sangat buruk                         
§  Nama batuan                                       : Batu gamping








§  Nomor                                                 : 3                               
§  Nomor peraga                                     : 3.2
§  Warna                                                  : Putih                          
§  Tekstur                                                : Non- klasik                                     
§  Struktur                                               : Berdegradasi                                   
§  Komposisi mineral                              : Mika
§  Ukuran butiran                                    : Halus
§  Sortasi                                                 : Sedang                    
§  Nama batuan                                       : Batu gamping








§  Nomor                                                 : 4                               
§  Nomor peraga                                     : 4
§  Warna                                                  :  Hitam                      
§  Tekstur                                                : Non- klastik                                   
§  Struktur                                               : Berlapis                               
§  Komposisi mineral                              : Mika
§  Ukuran butiran                                    : 1-5 mm (sedang)
§  Sortasi                                                 : Baik             
§  Nama batuan                                       : Batu bara








3.7  PEMBAHASAN

 Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari sedimen, batuan beku metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian terlithifikasi.
        Dalam mengidentifikasi batuan sedimen ada beberapa sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan yaitu beberapa cirri warna mineral yang penting dalam batuan sedimen yaitu kwarsa, mika , karbonat, dan lempung. Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam tanah. Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda. Komposisi mineral pembentuk batuan , mineral-mineral yang terdapat  pada batuan sedimen antara lain kwarsa, mika, karbonat, dan mineral lempung. Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktifitas kimia maupun organisme yang di endapkan lapis demi lapis di permukaan bumi dan mengalami pembatuan.
Berdasarkan hasil identifikasi, batuan sedimen yang pertama yaitu batu pasir. Batupasir termasuk dalam batuan sedimen klastik terigen. Hal ini berarti batu ini disusun oleh butiran detritus yang berasal dari daratan. Mempunyai butiran yang berukuran 1/16 mm – 2 mm. Berdasarkan klasifikasi wentworth untuk ukuran butir, maka ukuran tersebut dinamakan pasir, sehingga batunya dinamakan batupasir. Biasanya batupasir disusun dari lima komponen dasar, yaitu : fragmen batuan (litik), butiran kuarsa, butiran feldspar, matriks, dan semen. Matriks terdiri dari mineral lempung, dan biasa juga kuarsa yang berukuran lanau. Pada batu pasir yang diamati pada pengamatan III tentang identifikasi batuan sedimen yaitu batu pasir yang mempunyai warna putih, teksturnya yaitu Klasik, dan strukturnya Silang siur, ukuran butirannya yaitu >256 dan sortasi dalam batuan yang diamati yaitu sedang.
Batuan sedimen dengan nomomor kedua yaitu batu gamping. Koral batu gamping merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai media adsorbsi, absorbsi dan filtrasi untuk menurunkan kadar minyak mineral pada limbah cair, namun saat ini belum begitu dimanfaatkan secara umum. Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya. Batu gamping yang telah dilakukan pada pengamatan kedua yaitu batu gamping yang berwarna putih jernih, Tekstur Non-klasik, strukturnya Berdegradasi dan komposisinya Kwarsa sedangkan ukuran butirannya 1-5 mm(sedang) dan adapun sortasinya yaitu Baik.
Pengamatan batuan dengan nomor peraga yang ketiga yaitu batu gamping batu gamping.  Penggunaan batu kapur sudah beragam diantaranya untuk bahan kaptan, bahan campuran bangunan, industri karet dan ban, kertas, dan lain-lain. Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur adalah aragonit (CaCO3), yang merupakan mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3). Mineral lainnya yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3), ankarerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3). Batu gamping yang diamati pada 3.1 yaitu batu  gamping berwarna putih, Teksturnya klasik, sedangkan Strukturnya silang siur, komposisi mineralnya yaitu mika, ukuran butirannya kasar dan sortasinya sangat buruk. Sedangkan pada pengamatan 3.2 yaitu btu gamping yang berwarna putih, terksturnya non-klasik, sedangkan strukturnya berdeglarasi, komposisi mineralnya yaitu mika, ukuran butirannya halus dan sortasinya sedang.
Pengamatan batu dengan nomor peraga empat  yaitu batu bara. Batuan ini terbentuk dari material organic yang berasal dari tumbuhan. Untuk batubara dibedakan berdasarkan kandungan unsure karbon,oksigen, air dan tingkat perkembangannya. Batu yang diamati pada percobaan III Tentang identifikasi batuan sedimen yaitu batu bara, batu bara pada pengamatan ini berwarna hitam, teksturnya Non-klasik, dan struktur pada batu Bara yaitu Berlapis sedangkan komposisi mineralnya yaitu mika, ukuran butirannya yaitu 1-5(sedang) dan sortasi dalam batuan bara yang diamati yaitu baik.

3.8  PENUTUP
3.8.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari acara III  tentang identifikasi batuan Sedimen  yaitu sebagai berikut:
1.      Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari sedimen, batuan beku metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian terlithifikasi.
2.      Dalam mengidentifikasi batuan sedimen kita harus melihat berdasarkan sifat fisiknya secara khusus antara lain :
1.      Warna
2.      Tekstur
3.      Struktur
4.      Komposisi mineral pembentuk batuan

            3.8.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan dalam praktikum acara tiga tentang identifikasi batuan sedimen yaitu sebaiknya antara asisten dan praktikan dijalin komunikasi yang lebih baik dalam hal penegakan aturan selama praktikum.



DAFTAR PUSTAKA
Drs.Firdaus, M.Si. 2011. Modul Pratikum Geologi Dasar. Universitas Haluoleo : Kendari.
Moss,S.J. et. al. 1997. New Observations on the Sedimentary and Tectonic Evolution of the Tertiary Kutai Basin, East Kalimantan. In Fraser, A.J., Matthews, S.J. & Murphy, R.W. eds. Petroleum Geology of Southeast Asia, Special Publications .126, pp. 395-416. The Geological Society: London.
http://kuningtelorasin.wordpress.com/batuan-macam-dan-pembentukanny              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar