Minggu, 15 Mei 2011

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR MINGGU V


5.1    JUDUL PRAKTIKUM
Peta Topografi
5.2    TUJUAN PRAKTIKUM
     Tujuan yang ingin dicapai dalam acara peta topografi adalah sebagai berikut:
a.    Mampu membuat peta topografi
b.    Mampu menjelaskan penyebaran bentuk dan ukuran muka bumi berdasarkan peta topografi yang dibuat
5.3    ALAT DAN BAHAN
       Alat dan bahan yang digunakan dalam acara ini dapat dilihat pada tabel berikut :        
No.
Alat dan bahan
Fungsi
1.
Pensil warna
Untuk menggambar  dan membuat garis-garis   kontur  pada peta topografi
2.
Protraktor
Sebagai alat untuk membuat peta topografi
3.
Lembaran pengamatan
Untuk menggambar peta topografi

5.4    TEORI
Peta adalah gambaran suatu permukaan datar dari seluruh atau sebagian permukaan bumi untuk memperlihatkan kenampakan  fisik, politik atau yang lainnya yang dihubbungkan oleh  titik-titik dengan skala dan proyeksi tertentu. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan penybaran ukuran dan bentuk muka bumi. Gambaran tersebut ditunjukkan oleh garis-garis kontur, yaitu garis imajiner dipermukaan bumi yang menghubungkan titik-ttitik dengan ketinggian yang sama.
Sifat-saiaf garis kontur antara lain : Garis kontur tidak pernah saling berpotongan kecuali dalam keadaan ekstirm  seperti pada tebing yang menggantung; Garis kontuk tidak akan menyambung pada garis lain yang memilki indeks kontur berbeda; gari kontur akan merenggang bila topografi melandai dan akan merapat bila topografi curam; Pada lembah, garis kontur akan meruncing karah hulu   (Firdauss, 2011).
Istilah topografi diambil dari bahasa Yunani (topos yang berarti "tempat", dan graphia, "menulis"), merupakan studi permukaan bumi, maupun planet-planet, bulan dan asteroid.Ada 2 istilah yang sering ditemukan yang berkaitan dengan topografi, yakni ukur topografi dan peta topografi.Ukur topografi adalah pemungutan dan pengumpulan data mengenai kedudukan dan bentuk permukaan bumi. Kaidah-kaidah yang digunakan di dalam ukur topografi antara lain Ukur Aras, Tekimetri, Meja Datar, Fotogrametri dan Penginderaan Jauh.Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas, diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk Garis-Garis Kontur. Peta topografi menampilkan semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan di alam bebas, termasuk peta untuk kepentingan militer, teknik sipil dan arkeologi. Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi atau benda angkasa, yang meliputi perwujudan, letak, maupun data yang berkaitan, seperti tampaknya apabila dilihat dari atas. Sumbernya dapat berupa hasil pengukuran, foto udara, atau citra satelit. Ilmu yang mempelajari peta disebutkar topografi.Di lingkungan sekolah peta berfungsi sebagai alat peraga, media pembelajaran, catatan visual permanen, alat komunikasi dan alat analisis.
Syarat- syarat peta secara khusus syarat- syarat peta
  1. Jelas dan tidak membingungkan
  2. Mudah dimengerti maknanya
  3. Memberi gambaran mirip dengan wujud dan letak yang sebenarnya

Latar belakang topografi adalah peta yang menunjukkan lokasi dan peningkatan fitur alam dan budaya suatu daerah tertentu. warna standar dan simbol telah ditunjuk untuk digunakan pada peta-peta oleh peta rupabumi umumnya berorientasi untuk menunjukkan arah utara di atas topographic maps. Timbangan dan interval kontur pada peta topografi bervariasi  tergantung pada seri peta dan relief (variasi elevasi) dari topografi.
Menggunakan Internet siswa dapat membuat peta topografi untuk setiap wilayah di Amerika Serikat. Siswa perlu untuk memasukkan garis lintang dan bujur atau kode pos untuk membuat peta pilihan mereka.
Tujuan peta topografi yaitu untuk mempelajari tanda-tanda simbol standar dan warna yang digunakan di peta topografi, akrab dengan arah, sisik Jadi, elevasi bacaan, dan cara mencari berbagai fitur pada peta topografi Informasi secara global dari peta; Peta menggambarkan informasi keruangan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan dan data dapat digunakan kembali untuk keperluan visual. Data yang dimasukkan ke dalam peta dapat berupa simbol-simbolyang berfungsi menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi serta kenampakan-kenampakan atau fenomena yang ada. Penulis lain mendefinisikan peta topografi dengan membandingkan mereka dengan jenis lain peta, mereka dibedakan dari skala kecil "peta chorographic" yang mencakup daerah besar "peta planimetrik" yang tidak menunjukkan peningkatan dan " peta tematik "yang berfokus pada topik tertentu. Namun, dalam vernakular dan hari ke hari dunia, representasi lega (kontur) yang populer diadakan untuk menentukan genre, sehingga bahkan peta skala kecil menunjukkan relief yang umumnya (dan keliru, dalam arti teknis) yang disebut "topografi" . sedangkan tertarik lega, sebenarnya yang lebih luas banyak bidang studi yang memperhitungkan semua alam dan manusia membuat fitur dari medan.
Berbagai fitur yang ditampilkan pada peta yang diwakili oleh tanda-tanda atau simbol konvensional. Sebagai contoh, warna dapat digunakan untuk menunjukkan klasifikasi jalan. Tanda-tanda ini biasanya dijelaskan dalam margin peta, atau pada karakteristik lembar diterbitkan secara terpisah. peta topografi juga biasa disebut peta kontur atau peta topo. Di Amerika Serikat, di mana seri primer nasional yang diselenggarakan oleh sebuah grid 7,5 menit ketat, mereka sering disebut quads topo atau quadrangles. peta rupabumi konvensional menunjukkan topografi atau kontur tanah,, dengan cara garis kontur .Garis kontur merupakan kurva yang menghubungkan titik-titik berdekatan yang sama ketinggian. Dengan kata lain, setiap titik pada garis ditandai dari 100 m elevasi adalah 100 m di atas permukaan laut. Peta ini biasanya ditunjukkan tidak hanya kontur, tetapi juga setiap signifikan sungai atau badan lain dari air , hutan tutupan, built-up area atau bangunan individu (tergantung pada skala), dan fitur lainnya dan tempat menarik. Hari ini, peta topografi disusun dengan menggunakan fotogrametri interpretasi foto udara , lidar dan penginderaan jauh teknik. peta topografi yang lebih tua disusun dengan menggunakan tradisional survei instrumen.
Pada skala besar dilakukan survey yang disebut topografi dalam arti lama topografi , menampilkan berbagai elevasi dan bentang alam. Hal ini berbeda dengan yang lebih tua kadaster survei, yang terutama menunjukkan properti dan batas-batas pemerintahan. The first multi-sheet topographic map series of an entire country, the Carte géométrique de la France , was completed in 1789. Lembar pertama multi-seri peta topografi seluruh negara, yang géométrique Carte de la France, telah selesai pada tahun 1789. Topografi survei disusun oleh militer untuk membantu dalam perencanaan untuk berperang dan untuk emplacements defensif (demikian nama dan sejarah Inggris 's Ordnance Survey). Dengan demikian, informasi elevasi adalah sangat penting. Ketika mereka berkembang, seri peta topografi menjadi sumber daya nasional di negara-negara modern dalam perencanaan infrastruktur dan eksploitasi sumber daya. Di Amerika Serikat, fungsi pembuatan peta nasional yang telah bersama oleh kedua Army Corps of Engineers dan Departemen Dalam Negeri bermigrasi ke yang baru dibuat Amerika Serikat Geological Survey pada tahun 1879, di mana ia tetap sejak.
Peta rupabumi memiliki kegunaan beberapa pada hari ini: semua jenis geografis perencanaan atau berskala besar arsitektur , ilmu bumi dan banyak lainnya geografis disiplin, pertambangan dan usaha berbasis bumi lainnya; dan menggunakan rekreasi seperti hiking atau, khususnya, orienteering , yang menggunakan peta sangat rinci dalam persyaratan standar.









5.5    PROSEDUR KERJA
            Prosedur pembuatan  profil peta topograf,i antara lain :                    
1.    Membuat garis penampang yang kita inginkan pada peta
2.    Membuat potongan kertas sepanjang penampang yang kita buat
3.    Menggambar ulang titik-titik harga ketinggiaan yaang dilewati oleh garis penampang yang telah kita buat dan catat pula nilai ketinggiannya pada kertas atau mistar untuk diproyeksikan pada kertas blok milimeter.
4.     Mnghubungkan titik-titik proyeksi pada blok milimeter hasil proyeksi dari kertas.
5.    Memberikan keterangan-keterangan profil, bila profil melewati puncak bukit, sungaiatau zona depresi

5.6    DATA PENGAMATAN
peta 1 copy



















IMG_0003
peta e
5.7  PEMBAHASAN
Peta adalah gambaran suatu permukaan datar dari seluruh atau sebagian permukaan bumi untuk memperlihatkan kenampakan  fisik, politik atau yang lainnya yang dihubbungkan oleh  titik-titik dengan skala dan proyeksi tertentu. Peta topografi adalah petayang menggambarkan penybaran ukuran dan bentuk muka bumi. Gambaran tersebut ditunjukkan oleh garis-garis kontur, yaitu garis imajiner dipermukaan bumi yang menghubungkan titik-ttitik dengan ketinggian yang sama.Garis kontur selalu tertutup agar berakhir pada tepi peta, Kontur tertutup yang menunujukkan depresi harus dibedakan dengan kontur tertutup yang menunjukkan  bukit, garis kontur mencantumkan titik-titik acuan tertentu.
Sifat-saiaf garis kontur antara lain : Garis kontur tidak pernah saling berpotongan kecuali dalam keadaan ekstirm  seperti pada tebing yang menggantung; Garis kontuk tidak akan menyambung pada garis lain yang memilki indeks kontur berbeda; gari kontur akan merenggang bila topografi melandai dan akan merapat bila topografi curam; Pada lembah, garis kontur akan meruncing karah hulu. peta berfungsi sebagai alat peraga, media pembelajaran, catatan visual permanen, alat komunikasi dan alat analisis. Syarat-syarat peta yaitu Jelas dan tidak membingungkan, mudah dimengerti maknanya dan memberi gambaran mirip dengan wujud dan letak yang sebenarnya. Judul peta, mencerminkan isi peta, Skala peta, merupakan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak di lapangan. Skala dapat dibagi menjadi: Skala angka (numerik) : skala yang dinyatakan dengan angka. Contoh pada peta Indonesia skala 1:20.000.000 artinya 1 cm pada peta sama dengan 20.000.000 cm di lapangan atau 200 km. Skala garis (grafis) : skala yang ditunjukkan dalam bentuk garis
Pada praktikum ke lima ini dengan percobaan pembuatan peta topografi ada beberapa jenis peta topografi yang dibuat dengan cara menghubungan titik-titik ketinggaian yang sama dengan menggunakan garis kontur untuk mengetahui ketinggian tertentu dengan interval kontur yanng tertentu. Untuk membuat peta topografi maka harus digunakan garis kontur untuk mengetahui ketinggian yang sama. Garis kontur dalah garis-garis yang memnghubungkan antara titik yang satu dengan titik yang lain dengan ketinggian yang sama.
5.8    PENUTUP
5.8.1        KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pembuatan peta topgrafi, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :
a.       Peta adalah gambaran suatu permukaan datar dari seluruh atau sebagian permukaan bumi untuk memperlihatkan kenampakan  fisik, politik atau yang lainnya yang dihubbungkan oleh  titik-titik dengan skala dan proyeksi tertentu. dan Peta topografi adalah petayang menggambarkan penybaran ukuran dan bentuk muka bumi.
b.      Untuk membuat peta topografi maka harus digunakan garis kontur untuk mengetahui ketinggian yang sama. Garis kontur dalah garis-garis yang memnghubungkan antara titik yang satu dengan titik yang lain dengan ketinggian yang sama.
5.8.2        SARAN
Saran yang dapat saya ajukan dalam acara peta topografi ii adalah saharusnya waktu yang digunakan lebih lama. Agara hasil yang diperoleh maksimal dan praktikan lebih memahami lagi cara pembutan peta topografi.

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, 2011. Penuntun Praktikum Geologi Dasar. Universitas haluoleo. Kendari.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.can-do.com/uci/lessons98/Topographic.html

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR MINGGU IV

4.1  JUDUL
Identifikasi Batuan Metamorf

4.2  TUJUAN
     Tujuan yang ingin dicapai dari acara identifikasi batuan sedimen adalah sebagai berikut:
a.       Praktikan mampu mengidentifikasi batuan metamorf
b.      Praktikan mampu menjelaskan jenis-jenis batuan metamorf

4.3 ALAT DAN BAHAN
Alat  yang digunakan dalam praktikum identifikasi batuan metamorf dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Alat dan  kegunaannya dalam praktikum identifikasi batuan metamorf.
No
Nama Alat
Kegunaan
1.
Lubang Preparat
Untuk  melihat warna batuan
 2.
Kamera
Untuk memotret batuan
3.
Rocks and Minerals
Referensi klasifikasi batuan beku
4.
Tabel hasil pengamatan
Untuk menulis hasil pengamatan.
5.
Sampel batuan
Sebagai obyek pemgamatan


4.4 TEORI
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu warna, tekstur, struktur dan komposisi mineral pembentuk batuan.
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme pada batuan yang telah ada sebelumnya (Firdaus, 2011).
Metamormfosa adalah gabungan proses-proses yang aktif bekerja dibawah zona daerah pelapukan dan mengakibatkan perubahan batuan yang ada baik struktur,komposisi mineral maupun  sifat  fisiknya .batuan  metamorfosa  di bagi 3 yaitu:
a) Metamorf regional, disebabkan karena adanya panas/suhu dan tekanan.
b) Metamorf kataklastik, disebabkan karena adanya tekanan
c) Metamorf termal/kontak, disebabkan karena adanya panas/suhu (Graha,1987).

A.    struktur 
Struktur batuan metamorf di bagi menjadi 2 yaitu:
·         Foliasi Adalah struktur pararel yang di timbulkan oleh mineral pipih, sering kali terjadi padametamorfosa regional dan metamorfosa kataklastik.Foliasi dibagi menjadi 3 yaitu:
·         Slaty cleavage : struktur foliasi yang di jumpai pada bidang belah mineral mika hadir Contoh: batu sabak/slate
·         Schistose: struktur perulang dari mineral pipih dan mineral granular,mineral pipihorentasinya menerus/tidak terputusContoh: schist
·         Geinestose:  struktur perulangan Dari mineral pipih /granular lebih dominan. Mineralpipih orientasinya tidak menerus/ terputus 
Contoh:  geiness

Non foliasi Adalah struktur yang di bentuk oleh mineral-mineral yang equidimensional, seringkali terjadipada metamorfosa termal/kontak.
Non foliasi terbagi atas:
·         Granulose/hornfelsik: merupakan mozaik yang terdiri dari mineral equidimensional.


B.     tekstur 
Tekstur batuan metamorf terbagi menjadi 3 yaitu:
ü  Lapidoblastik: terdiri diri mineral-mineral tabular/pipih.misalnya: mineral mika (muskofit,biotit)
ü  Nematoblastik: terdiri dari mineral-mineral prismatik.Misalnya:plegioklas,feldpat,piroksene
ü  Granoblastik: terdiri dari mineral-mineral granular(equidimensional dengan batastidak teratur dengan bentuk mineral anhedral (Best, M. G, 1982).
C.     Komposisi mineral
Batuan metamorf merupakan ubahan dari batuan beku dengan batuan sedimen dan sehingga mineral yang terkandung  masih ada yang pada batuan beku dan batuan  sedimen. Selain batuan metamorf, sedimen dan batuan beku terdapat satu lagi jenis batuan yang sangat unik yaitu batuan piroklastik, Hal ini dikarenakan secara genetis, kelompok batuan ini lebih dekat dengan batuan ekstrusif, tetapi secara deskriptif dan cara terjadinya memperlihatkan ciri (struktur dan tekstur) yang mirip dengan kelompok batuan sedimen klastik. Kelompok batuan ini di definisikan sebagai batuan yang dihasilkan (secara langsung) oleh aktifitas erupsi secara eksplosif dari gunung api. Karena mempunyai sifat yang unik, maka terminologi yang digunakan untuk pemerian batuan ini juga khusus.
Pada umumnya batuan malihan ini lebih keras dan kompak daripada batuan asalnya. Struktur baru dan bahkan mineral baru dapat terbentuk pada proses ini. Tetapi ia masih dapat memperlihatkan beberapa karakteristik batuan asalnya. Kenampakan lain akibat proses metamorfosis ini adalah cleavage, schistocity dan foliation, perlengkungan dan retakan (Mason,R. 1989).
 Metasedimen adalah batuan malihan yang berasal dari batuan sedimen.
Beberapa contoh batuan malihan: Sabak, Filit, Sekis, Kwarsit, Marmer, dan Gneis.
 Adapun Proses-proses malihan dapat berlangsung sebagai berikut:
a. Geothermal Alterasi, yaitu perubahan batuan sebagai akibat naiknya suhu di tempat yang dalam. Di kedalaman sekitar 3.000 msuhu kurang lebih 1000 C. Karena tekanan dan suhu yang cukup tinggi, maka batuan shale, misalnya, akan kehilangan kandungan airnya, batubara kehilangan air dan gas-gasnya sehingga mengalami perubahan pada komponen-komponen penyusunnya, berkristal halus akan mengalami rekristalisasi menghasilkan kristal lebih besar, limestone (batukapur, gamping) berubah menjadi marmer.
b. Hydrothermal Alterasi, yaitu perubahan sifat batuan sebagai akibat pengaruh cairan panas dari magma atau airtanah yang mendapat pemanasan dari dari magma. Sebagai contoh: feldspar yang keras berubah menjadi kaolin yang lunak, hornblende berubah menjadi khlorit, olivine menjadi serpentin. Batuan dekat sumber air panas diperlunak oleh air panas dan uap panas. Kadang-kadang proses malihan tidak hanya pengaruh cairan panas tetapi tambahan bahan atau pengurangan unsur penyusun batuan yang menyertainya.
c. Metamorfosis Kontak, yaitu perubahan sifat batuan yang terjadi karena intrusi magma yang panas. Di tempat di mana magma bersentuhan (kontak) dengan batuan suhu menjadi sangat tinggi sehingga proses metamorfosis berlangsung intensif, dan semakin jauh dari letak intrusi magma suhu makin berkurang. Derajat metamorfosis yang bervariasi ini terlihat dari keteraturan batuan malihan menurut jaraknya dari batuan intrusi. Di tempat paling dekat dengan intrusi dijumpai kordiorit dan berturut-turut semakin jauh akan ditemukan biotit – klorit – Muskovit dan terakhir batuan yang kaya dengan aluminium. Zona-zona metemorfosis di sekitar batuan intrusi berbentuk aureole ata halo yang diameternya beberapa meter hingga beberapa ribu meter.
d. Dinamo Metamorfosis, yaitu perubahan sifat batuan karena terutama factor tekanan. Tekanan terjadi dari gerak-gerak kerak bumi. Jadi erat kaitannya dengan proses pelipatan dan patahan-patahan di kerak bumi. Wilayah gejala metamorfosis ini meluas disbanding jenis metamorfosis lainnya, sehingga dapat disebut Metamorfosis Regional. Tekanan menyababkan batuan menjadi pipih dan menghasilkan fragmen batuan yang bergaris-garis memanjang. Contohnya Mudstone yang terdiri dari butir-butir kuarsa akan memipih dan partikel liat menjadi mika. Batuan baru ini disebut Slats yang berciri berlapis-lapis.
e. Metasomatisme, yaitu perubahan batuan karena magma menyusup ke dalam batuan, bercampur baur dengan batuan yang dimasukinya, membentuk batuan baru yang sifatnya sudah lain. Selain terjadi pembauran juga terjadi reksristalisasi.
f. Pneumatholysis, yaitu perubahan batuan karena pengaruh gas panas yang menyusup ke dalam kerak bumi. Karena gas lebih mudah bergerak maka gas-gas dari magma itu mudah menyusup lewat retakan-retakan dalam kerak bumi (Ernst, W.1975).














4.5 PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum identifikasi batuan metamorf adalah sebagai berikut:
1)      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2)      Melakukan identifikasi batuan beku secara megaskopis/ kasat mata berdasarkan sifat-sifat fisinya:
·         Warna
·         Tekstur
·         Struktur
·         Komposisi mineral pembentuk batuan
3)      Menentukan nama batuannya
4)      Mengisi data pada lembar pengamatan


















4.6  DATA/HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan dari acara III tentang identifikasi batuan Sedimen adalah sebagai berikut :
Nomor Peraga                               :  1
Warna                                            :  Putih kemerahan
·         Tekstur                              :  Kristaloblastic
·         Struktur                            : Non- Foliasi
·         Komposisi Mineral            :  Carbonat
Nama Batuan                                :  Marmer






Nomor Peraga                               :  2 (dua)
Warna                                            :  Abu-abu
·         Tekstur                              :  Tekstur Relik
·         Struktur                            : Berfoliasi
·         Komposisi Mineral            :  Kwarsa
Nama Batuan                                :  Filit









Nomor Peraga                               :  3 (tiga)
Warna                                            :  Putih kecoklatan
·         Tekstur                              :  Kristaloblastic
·         Struktur                            : Berfoliasi (phylitic)
·         Komposisi Mineral            :  Mika
Nama Batuan                                :  Gneiss









Nomor Peraga                               :  4 (empat)
Warna                                            :  Putih kekuningan
·         Tekstur                              :  Kristaloblastic
·         Struktur                            : Berfoliasi
·         Komposisi Mineral            :  Mika (Muskovit)
Nama Batuan                                :  Soapstone









4.7  PEMBAHASAN

Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu warna, tekstur, struktur dan komposisi mineral pembentuk batuan. Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme pada batuan yang telah ada sebelumnya.
Pengamatan pada batuan dengan nomor peraga 1 memiliki warna Putih kemerahan dengan tekstur kristaloblastic karena mineral-mineralnya sudah mengalami kristalisasi yang kembali pada waktu terjadi metamorfosa. Sedangkan struktur yang dimiliki batuan ini adalah Non-foliasi karena tidak  terdapat penjajaran mineral-mineral yang terdapat dalam batuan tersebut. Komposisi mineral batuan ini adalah karbonat karena dapat bereaksi langsung dengan Hcl. Dari sifat-sifat fisik dapat di ketahui bahwa batuan ini adalah batuan metamorf  Marmer.
Pada batuan dengan nomor peraga 2 memiliki warna abu-abu dengan tekstur Relik atau biasa disebut sisa karena masih terlihat tekstur batuan asalnya. Sedangkan struktur yang dimiliki batuan ini adalah berfoliasi karena terdapat penjajaran mineral-mineral yang terdapat dalam batuan tersebut. Komposisi mineral kwarsa yang jelas berwarna putih jernih dan tidak memiliki belahan. Dari sifat-sifat fisik dapat di ketahui bahwa batuan ini adalah batuan metamorf  Filit.
Batuan dengan nomor peraga 3 memiliki warna putih kecoklatan dengan tekstur kristaloblastic karena mineral mineralnya sudah mengalami kristalisasi yang kembali pada waktu terjadi metamorfosa. Sedangkan struktur yang dimiliki batuan ini adalah berfoliasi karena terdapat penjajaran mineral-mineral yang terdapat dalam batuan tersebut. Komposisi mineral mika yang jelas memiliki belahan seperti lembaran-lembaran. Dari sifat-sifat fisik dapat di ketahui bahwa batuan ini adalah batuan metamorf  Gneiss.
Pengamatan batuan dengan nomor peraga 4 memiliki warna Putih kekuningan dengan tekstur kristaloblastic karena mineral mineralnya sudah mengalami kristalisasi yang kembali pada waktu terjadi metamorfosa. Sedangkan struktur yang dimiliki batuan ini adalah berfoliasi karena terdapat penjajaran mineral-mineral yang terdapat dalam batuan tersebut. Komposisi mineral mika yang jelas memiliki belahan seperti lembaran-lembaran. Dari sifat-sifat fisik dapat di ketahui bahwa batuan ini adalah Soapstone.














4.8  PENUTUP
4.8.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari acara IV  tentang identifikasi batuan metamorf  yaitu sebagai berikut:
1.      Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme pada batuan yang telah ada sebelumnya.
2.      Dalam mengidentifikasi batuan metamorf kita harus melihat berdasarkan sifat fisiknya secara khusus antara lain :
1.      Warna
2.      Tekstur
3.      Struktur
4.      Komposisi mineral pembentuk batuan

            4.8.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan dalam praktikum acara IV tentang identifikasi batuan metamorf yaitu sebaiknya asisten lebih komunikatif dengan praktikan.








DAFTAR PUSTAKA
Drs.Firdaus, M.Si. 2011. Modul Pratikum Geologi Dasar. Universitas Haluoleo : Kendari.
Best, M. G. 1982. Igneuos and metamorphic petrology. New York : W. H. Freeman
Ernst, W. G. 1975. Metamorphism and plate tectonic regimes. Stroudsburg, Pa :     Dowden,Hutchinson & rock. Inc.
Graha, Doddy Setya. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung.
Mason, R. 1989. Petrology of the Metamorphic rocks. 2 ded. London: Unwinhyman.