Rabu, 13 April 2011

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR MINGGU II


2.1. JUDUL
Identifikasi Batuan Beku

2.2. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam acara Identifikasi Batuan Beku  yaitu sebagai berikut :
a.     Praktikan mampu mengidentifikasi batuan beku.
b.    Praktikan mampu mengklsifikasikan batuan beku.

2.3. ALAT DAN BAHAN
            Alat dan bahan yang digunakan dalam acara Batuan Beku adalah sebagai berikut.
No.
Alat dan Bahan
Kegunaan
1.
Lubang Preparat
Sebagai pembatas untuk mengamati batuan agar tidak semua bagian mineral teramati.
2.
Kamera
Untuk memotret batuan yang diamati.
3.
Sampel Batuan Beku
Untuk diidentifikasi jenis batuan, dan  jenis mineral yang terkandung pada sampel batuan  tersebut.


2.4.  LANDASAN TEORI
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang sutu batuan tertentu. Setelah identiikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama batuan tersebut. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu :
1.      Warna
2.      Tekstur
3.      Struktur
4.      Komposisi mineral pembntuk batuan
          Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di bawah permukaan (insrusif) maupun di atas permukaan (eksrusif). Cirri khas batua beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unit-unit Kristal yang kecil yang saling mengikat satu sama lain. (Drs. Firdaus, M.Si, 2011).
          Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.Magma adalah zat cair liat pijar panas yang merupakan senyawa silikat danada di bawah kondisi tekanan dan suhu tinggi di dalam tubuh bumi. Prosespembekuan merupakan proses perubahan fase dari fase cair menjadi fasepadat. Proses pembekuan magma akan sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan sedangkan komposisi batuan sangat dipengaruhioleh sifat magma asal.Pada saat proses pembekuan magma apabila terdapat cukup energipembentukan kristal maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar sedangkan bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal yangberukuran halus. Bila pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristaltidak terbentuk dan cairan magma membeku menjadi gelas (Endarto, 2005).
          Batuan beku adalah batuan yang terbentuk secara langsung dari hasil pembekuan magma, baik itu dibawah permukaan bumi (intrusif) ataupun dipermukaan bumi (ekstrusif).Secara umum batuan beku memiliki cirri-ciri sebagai berikut ;Massive Maksudnya batuan tersebut memiliki struktur yang kompak dank eras. Terdiri dari paduan mineral-mineral pembentuk batuan, yaitu mineral primert (mineral utama dan mineral aksesoris). Tidak ada perlapisan Maksudnya batuan tersebut tidak menunjukkan adanya bidang perpisahan pada strukturnya. Berikut ini bentuk-bentuk badan batuan beku (Rock body) Batuan beku luar, berupa produk ekstrusif (bukit, gunung dan planteau).Batuan beku adalah merupakan kumpulan mineral-mineral silikat dari hasil penghabluran magma yang mendingin. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan kepada tiga patokan utama yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan berdasarkan susunan mineralnya. Pembagian yang berdasarkan genetik atau tempat terjadinya dari batuan beku dapat dibagi atas batuan ekstrusi dan batuan intrusi. Batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang dikeluarkan kepermukaan bumi baik di daratan maupun di bawah permukaan laut material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat atau suatu larutan yang kental dan panas yang disebut lava. Magma yang mencapai permukaan bumi melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan beku luar. (W.T. Huang, 1962).
           Batuan beku berasal dari hasil pendinginan dan pembekuan magma, dimana magma ini merupakan suatu lelehan pijar yang terdiri dari zat-zat yang mobil yang panas bersuhu antara 9000-12000 terbentuk secara alamiah yang merupakan senyawa silikat dan magma juga mengandung gas. Sistem yang paling berguna dan signifikan dalam pengklasifikasian batuan beku, didasarkan oleh dua kriteria yaitu: komposisi dan tekstur. Pentingnya kriteria tersebut tidak hanya terletak pada kegunaan untuk mendeskripsikan batuan sehingga bisa dibedakan dengan batuan tipe lain, tetapi juga penting dalam pengertian umum. Pada komposisi mineral terdapat  petunjuk-petunjuk penting mengenai sifat dasar magma, dan tekstur menunjukkan sejarah pendinginan.Kira-kira 99% dari dari sebagian besar batuan beku tersusun hanya dari 8 elemen, yaitu oksigen, kalsium, alumunium, silikon, sodium, magnesium, dan potassium. Sebagian besar dari elemen terebut masuk ke dalam struktur kristal pembentuk batu silikat dan membentuk feldspar, amphibole, kuarsa, mika, piroksen, olivine, dan amphibole. Keenam mineral ini terdapat pada 95% volume dari semua batuan-batuan beku dan yang terpenting adalah untuk mempelajari klasifikasi dan asal batuan beku  (Turner dan Verhoogen 1960).
Letusan gunung berapi merupakan proses yang mengagumkan. Sayangnya, (atau untungnya!) kebanyakan dari kita tidak akan pernah mengalaminya dalam hidup kita. Tapi kita mungkin memiliki kesempatan untuk melihat produk-produk dari proses vulkanik saat berpergian ke suatu negara atau hiking di hutan. Batuan vulkanik, produk padat dari letusan gunung berapi adalah kelompok batuan yang terbesar yang disebut batu beku.

Batuan beku bisa batuan kristalin atau gelas yang dibentuk oleh pendinginan dan pemadatan magma cair. Batuan beku merupakan satu dari tiga batuan lainnya, yaitu metamorf dan sedimen.
Batuan beku terbentuk dari pembekuan magma, yang panasnya (600 deg.C - 1300 deg.C, atau 1100 deg - 2400 deg F..) bahan batu cair atau sebagian cair.Bumi didominasi batuan beku dan dilapisi batuan sedimen yang tipis. Sedangkan batuan sedimen dihasilkan oleh proses di permukaan bumi seperti pelapukan dan erosi, batuan beku - dan metamorf - adalah batuan yang dibentuk oleh proses internal yang tidak dapat langsung diamati.

Magma dihasilkan di dalam asthenoper ( lapisan batuan cair di kerak bumi) pada kedalaman sekitar 60-100 km (40-60 mili). Karena magama kurang padat ari batuan seiktarnya, maka magma akan naik ke atas. Bisa di dalam kerak bumi, atau sampai ke permukaan akibat dari volkanik sebagai aliran lava. Batuan yang terbentuk dari pendinginan dan solidifikasi magma jauh di dalam kerak bumi (plutonik) akan berbeda dengan hasil erupsi (volkanik) karena terbentuk di dua lingkungan yang berbeda.
Di dalam kerak bumi, suhu dan tekanan lebih besar dari di permukaan, magma akan mendingin perlahan dan terkristal sempurna. Pendinginan yang lambat memacu pertumbuhan mineral yang cukup besar sehingga bisa diamati secara visual tanpa bantuan mikroskop (phaneritic, dari bahasa Yunani, phaneros=tampak). Sebaliknya, erupsi magma di permukaan akan mendingin sangat cepat sehingga mineral yang terbentuk sedikit atau tidak ada kesempatan untuk tumbuh. Hasilnya, batuan tersusun dari mineral2 yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop, (aphanitic, bahasa yunani aphanes= tak tampak) atau tidak ada mineral sedikitpun (tersusun oleh glass, sangat viscous, cairan non-kristalin).


Batuan beku plutonik dapat terekspos ke permukaan dalam periode pelapukan yang lama atau kekuatan tektonik yang mengaangkat kerak ke atas atau bisa kesuanya. Batuan intrusive yang terekspos ditemukan dalam berbagai ukuran yang bervariasi, dari dike yang kecil sampai batolith yang besar, yang mencapai ratusan mili persegi dan membuat rangkaian pegunungan.

Batuan ekstrusiv dapat terbentuk melalui
1     Aliran lava yang membanjiri permukaan tanah seperti sungai dan
2.  Potongan fragmen magma yang ukurannya beragam (pyroclastic material)   yang biasa terbawa ke atmosfer dan menutupi permukaan bumi ketika mengendap. Coarser-piroklastik akan trakumulasi dekat dengan erupsi volcano, tapi fine-piroklastik ditemukan sebagai lapisan yang tipis dan berjarak ratusan mili dari volcano. Kebanyakan aliran lava tidak jauh dari volcano, tapi low-viscosity yang tererupsi dari celah yang panjang akan terakumulasi dalan sequen yang tipis. Baik intrusive dan ekstrusiv mempunyai peran penting dalam pemisahan lantai samudra, formasi kerak samudra, dan formasi batas kontinen. Proses ini telah ada dari bumi ini terbentuk, sekitar 4.6 miliar tahun yang lalu (Agil, 2010).



2.5. PROSEDUR PRAKTIKUM
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum acara I tentang identifikasi Mineral adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Melakukan identifikasi batuan beku secara megaskopis/kasat mata berdasarkan sifat-sifat fisisnya :
v  Warna  
v  Tekstur
v  Struktur  
v  Komposisi mineral pembenuk batuan
     3. Menentukan nama batuannya
     4. Mengisi data pada lembar pengamatan



















2.6. DATA/HASIL PENGAMATAN

Adapun hasil data pengamatan pada acara dapat dilihat sebagai berikut:


v  Nomor Peraga             :  1
v  Nama Batuan              :  Gabbro
v  Warna                          :  Hitam/gelap
v  Sifat Batuan                :  Mafic
v  Tekstur                        :  Faneritic
v  Struktur                      :  Masif
v  Komposisi Mineral      :  Mika   







v  Nomor Peraga             :  2
v  Nama Batuan              :  Zeolit
v  Warna                          : Putih abu-abu
v  Sifat Batuan                :  Felsic
v  Tekstur                        :  Faneritik
v  Struktur                      :  Masif
v  Komposisi Mineral      :  Feldspar












v  Nomor Peraga             :  3
v  Nama Batuan              :  Andesit
v  Warna                          :  Merah Daging
v  Sifat Batuan                :  Intermediet
v  Tekstur                        :  Afanitic
v  Struktur                      :  Jointing
v  Komposisi Mineral      :  Ortoklas 












v  Nomor Peraga             :  4
v  Nama Batuan              :  Basalt
v  Warna                          :  Hitam
v  Sifat Batuan                :  Mafic
v  Tekstur                        :  Faneritik
v  Struktur                      :  Masif
v  Komposisi Mineral      :  Mika, piroksen   












2.7.PEMBAHASAN
Batuan beku (berasal dari bahasa Latin yang berarti igneus api, dari ignis yang berarti api) adalah salah satu dari tiga jenis batuan utama yang lainnya adalah batuan sedimen dan metamorfosa. Batuan beku terbentuk melalui pendinginan dan pemadatan magma atau lava. Batuan beku bisa terbentuk dengan atau tanpa kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai intrusif (plutonik) batu atau di permukaan sebagai ekstrusif (vulkanik) batuan. magma ini bisa berasal dari sebagian meleleh dari batuan yang sudah ada sebelumnya baik di planet mantel atau kerak. Biasanya, pencairan disebabkan oleh satu atau lebih dari tiga proses: peningkatan suhu, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 jenis batuan beku telah diuraikan, sebagian besar dari mereka yang terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. Ini memiliki sifat beragam, tergantung pada komposisi mereka dan bagaimana mereka terbentuk.
Warna batuan biasanya representasikan dari mineral pembentuk batuan beku itu sendiri. Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang brbeda. Dan komposisi mineral pembentuk batuan yaitu minerl-mineral yang terdapat pada batuan eku, antara lain : kwarsa, mika, feldspar, olivine, piroksen. Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf, antara lain : kwarsa, mika, feldspar, karbont, mineral lempung.
Pada identifikasi batuan pertama dengan nomor peraga satu, diidentifikasi warna batuan hitam memiliki bercak putih, dilihat dari warna batuan ini dapat diketahui komposisi mineral penyusunnya yakni mika, yang berwarna hitam adalah biotit dan yang berwarna putih adalah muskovit. Karena batuan ini berwarna gelap, maka dikelompokkan dalam batuan mafic atau bersifat basa. Diidentifikasi tekstur batuan ini adalah feneritik karena butiran-butiran mineral dapat dilihatdengan mata telanjang. Adapun struktur batuan ini adalah masif karena batu ini pejal, tanpa retakan maupun lubang gas. Berdasarkan identifikasi ini dapat diketahui bahwa nama batuan ini adalah gabro (Russell B. Travis).
Identifikasi batuan kedua dengan nomor peraga dua, diidentifikasi warna batuan putih abu-abu, dilihat dari warna batuan ini dapat diketahui komposisi mineral penyusunnya yakni feldspar, karena berwarna putih abu-abu maka diberi nama plgioklas. Karena batuan ini berwarna cerah, maka dikelompokkan dalam batuan felsic atau bersifat asam. Diidentifikasi tekstur batuan ini adalah feneritik karena butiran-butiran mineralnya dapat diihat dengan mata telanjang. Adapun struktur batuan ini adalah masif karena batuan ini pejal, tanpa retakan maupun lubang gas. Berdasarkan identifikasi ini maka dapat diketahui nama batuan ini adalah zeolit (Russell B. Travis).
Kemudian pada identifikasi batuan ketiga dengan nomor urut peraga tiga, diidentifikasi warna batuan merah daging, dilihat dari warna batuan ini dapat diketahui komposisi mineral penyusunnya yakni Feldspar, karena berwarna merah daging maka diberi nama ortoklas. Karena batuan ini tidak berwarna cerah juga tidak berwarna gelap, maka batuan ini bersifat intermediet. Diidentifikasi tekstur batuan ini adalah afanitik karena butiran-butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Adapun struktur batuan ini adalah jointingkarena batuan ini tampak memiliki retakan. Berdasarkan identifikasi ini, maka dapat diidentifikasi nama batuan ini adalah andesit (Russell B. Travic).
Pada identifikasi batuan keempat dengan nomor urut peraga empat, diidentifikasi warna batuan hitam, hitam mengkilat dan hijau kehitaman, dilihat dari warna batuan ini dapat diketahui komposisi mineral penyusunnya yakni mika karena berwarna hitam maka diberi nama biotit, amfibol, dan piroksen. Karena batuan ini berwarna gelap, maka batuan ini bersifat mafic atau bersifat basa. Diidentifikasi tekstur batuan ini adalah feneritik karena butiran mineralnya dapat dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan identifikasi ini, maka dapat diidentifikasi nama batuan ini adalab basalt (Russell B. Travic).
 
2.8.PENUTUP
2.8.1 Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari acara II tentang Identifikasi Batuan Beku adalah sebagai berikut:
1.      Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di bawah permukaan (instrusif) mupun di atas permukaan (ekstrusif).
2.      Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu :
Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi mineral pembntuk batuan

      2.8.2 Saran                       
              Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum ini adalah sebaiknya waktu pelaksanaan praktikum dilaksanakan tepat pada waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan.








DAFTAR PUSTAKA

Agil,  Hilman.2010.http://menulisitupenting.blogspot.com:Bandung.
Drs.Firdaus, M.SI. 2011. Modul Pratikum Geologi Dasar, universitas haluoleo : Kendari.
Endarto, Danang.2005. Mineralogi:Jakarta
Turner dan Verhoogen.1960.  Dasar-dasar geologi. Institut Teknologi Bandung.
W. T. Huang.1962.  Modul ekskursi Endapan Mineral. Program  Studi Teknik Geologi. Institut Teknologi Bandung.